Sabtu, 26 Juni 2010

Masjid Langgar Tinggi di Pekojan



Bingung mengisi Ramadan dengan kegiatan bermanfaat? Mungkin mengunjungi masjid-masjid tua di Kampung Arab Pekojan, Jakarta Barat, bisa menjadi pilihan. Setidaknya ini yang ditawarkan Komunitas Historia Indonesia (KHI) dengan menelusuri jejak Islam masa lampau di Kampung Arab Pekojan, Sabtu (12/9).
Perjalanan dimulai dari Gedung Nederlandsche Handel Maatschappij (NHM) atau yang kini dikenal dengan Museum Bank Mandiri. Kemudian dilanjutkan berkunjung ke Masjid Al-Anshor, Masjid Ar-Raudhoh, Masjid Zawiyah, Masjid An-Nawier, dan Langgar Tinggi.

Masjid-masjid ini memiliki keistimewaan tersendiri. Masjid Al-Anshor, misalnya, merupakan masjid tertua di Jakarta. Didirikan pada 1648, masjid ini terletak di tengah-tengah permukiman warga. Sedangkan Masjid Ar-Raudhoh memiliki mata air yang tak pernah kering, meski di musim kemarau. Bahkan kedalaman mata air di masjid yang berdiri sejak awal abad 20 ini pun tidak pernah diketahui hingga sekarang.
Masjid An-Nawier menerapkan konsep rukun Islam yang bisa dilihat dari jumlah pintu. Sisi kanan dan kiri masing-masing dilengkapi lima pintu, sesuai dengan rukun Islam. Sedangkan Langgar Tinggi memiliki keunikan pada lokasi yang menyatu dengan Kali Angke. Dahulu, para pedagang dan tukang perahu dapat langsung menyandarkan perahunya untuk mengambil air wudu. Masjid yang dibangun pada 1829 ini menyediakan pintu khusus. Sayangnya, pemandangan Kali Angke di samping masjid ini tak lagi indah karena sampah.
Ketua KHI, Asep Kambali, menyatakan acara ini bertujuan untuk memperkenalkan budaya Islam kepada masyarakat secara luas terutama generasi muda. "Berimplikasi secara bola salju, multiply effect, dari mulut ke mulut. Mudah-mudahan ini jadi terus berlanjut," ucap Asep.
Ramah lingkungan menjadi bagian dari tur ini. Peserta menggunakan sepeda ontel untuk mencapai sejumlah lokasi yang totalnya mencapai sekitar empat kilometer, bukan kendaraan bermotor. Sepeda ontel memudahkan pengunjung mengingat masjid-masjid tersebut terletak di lokasi terpencil dan harus melalui gang-gang kecil. "Seru, banyak informasi yang selama ini tidak tahu dan mengenal masjid bersejarah di Jakarta. Pakai sepeda pula," ucap Nina Anindya, salah seorang peserta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar