Sabtu, 26 Juni 2010

Mengunjungi Masjid Kali Pasir







Sudah lama ingin berkunjung ke Masjid Kali Pasir Tangerang. Masjid yang tertua di tangerang. Kesempatan datang setelah pulang kerja habis shift malem. Ya walaupun agak ngantuk-ngantuk sedikit ya jalan aja. Sambil mengendarai si tarik jabrik Suzuki A 100, perjalanan pun di mulai menuju Masjid Kali Pasir.
Ternyata letak Masjid tidak begitu jauh dari kantor hanya kira-kira 2 km. Hanya jalannya memutar karena jalan Kisamaun adalah satu arah.Akhirnya saya ambil kiri masuk ke jalan Kali Pasir Indah.
Sebenarnya Masjid ini berada di Pinggir Sungai Cisadane, dan sering saya lewati setelah pulang kuliah dari STT YUPPENTEK, tapi kenapa baru sekarang tahu kalo masjid ini berejarah dan umurnya lumayan tua. Saya masuk gang yang berada tepat di belakang masjid yang bersebelahan dengan makam yang berada di dalam kompleks Masjid Kali Pasir.
Masjid Kalipasir didirikan pada tahun 1700 oleh Tumenggung Pamit Wijaya yang berasal dari Kahuripan Bogor. Pada tahun 1712 kepengurusan masjid dilanjutkan oleh puteranya yang bernama Raden Bagus Uning Wiradilaga. Tahun 1740 dilanjutkan oleh keturunan berikutnya, yakni Tumenggung Aria Ramdhon.

Kepengurusan masjid berikutnya tetap dipegang secara turun temurun. Tahun 1780, Sutadilaga menjadi pengurus baru, yang dilantik pada tanggal 16 Februari 1802. Di masa Sutadilaga inilah mulai adanya prosesi pelantikan kepengurusan secara resmi. Berturut-turut kemudian pada tanggal 14 Februari 1827 Iddar Dilaga dilantik sebagai pengurus yang dilanjutkan kemudian oleh puterinya yang bernama Nyi Raden Jamrud pada tahun 1865.

Untuk melengkapi bangunan masjid, pada tahun 1904 didirikan sebuah menara di sebelah utara bangunan utama oleh Raden Yaasin Yudhanegara.

Pada tahun 1918, Raden Yaasin dan beberapa pengurus masjid lainnya, yakni Haji Abdul Kadir Banjar dan Haji Muhidi merenovasi tampilan menara lama. Renovasi berikutnya yang diketuai oleh H. Moh. Toha bin H. Muhidi dengan anggota Hasbullah Kadir, Nyi Guru Murhafiah, H.M. Badri, Raden Abdul Syukur Yaasin menyepakati untuk merenovasi kembali tampilan menara. Pengerjaan renovasi mulai dilaksanakan pada tanggal 24 April 1959 dan rampung pada bulan Agustus 1961. Atap menara yang diganti sampai sekarang masih tersimpan di rumah H. Ankagiri Yaasin yang merupakan keturunan ke-3 dari Nyi Raden Jamrud. Tahun 2000 menara masjid direnovasi kembali, diketuai oleh H. Syahrozi ketua DKM Kalipasir.

Pondasi Masjid Kalipasir sekilas tidak tampak tinggi. Tetapi apabila dilihat dari sebelah timur masjid ada tiga buah terap anak tangga dengan tinggi sekitar 30 cm. Ruang utama shalat berbentuk empat persegi dilapisi keramik berwarna putih. Di dalam ruang utama ini terdapat empat buah tiang utama (soko guru) yang menopang atap utama dengan empat buah umpak berbentuk segi enam. Tiang-tiang ini sekarang dipagari masingmasing dengan 3 buah besi berbentuk silinder berwarna kuning yang dimaksudkan untuk melindungi tiang kayu yang sudah mulai rusak.

Di sisi utara, selatan, dan timur terdapat ruangan semacam serambi. Serambi selatan dan timur tertutup. Antara ruang utama dengan serambi ini dibatasi oleh pintu berbentuk lengkungan yang masing-masing pintu diapit oleh tiang. Antara ruang utama dengan serambi utara dibatasi oleh dinding tinggi dengan sebuah pintu masuk dan dua buah jendela, sementara antara jalan lingkungan dan serambi utara diberi pagar tembok dengan pintu tanpa daun pintu dan jendela berbentuk lengkung tanpa daun jendela.

Pada dinding timur terdapat sebuah jendela dengan lubang angin pada bagian atasnya dan sebuah pintu berbentuk persegi empat dengan dua buah daun pintu. Di atas pintu terdapat hiasan berupa pelipit. Pada dinding sisi barat terdapat mihrab yang di kiri dan kanannya diapit oleh dua pilaster (tiang semu), dan empat buah jendela berbentuk lengkung. Pada dinding selatan yang membatasi jalan lingkungan dengan serambi selatan terdapat sebuah pintu dengan lubang angin di atasnya. Dinding ini mempunyai lima buah jendela berukuran kecil. Dinding barat tidak mempunyai pintu. Dinding ini memiliki dua buah jendela berukuran sama. Mihrab terdapat pada dinding ini diapit oleh dua pilar semu. Dinding utara memisahkan ruang utama dengan serambi utara. Terdapat sebuah pintu dan sebuah jendela. Untuk kegiatan sehari-hari, pintu disebelah utara ini yang lebih sering digunakan karena letak tempat wudhu dan menara masjid berada di sebelah barat daya masjid ini. Atap Masjid Kalipasir memiliki atap utama berbentuk piramid, dan atap bagian terluarnya seperti atap rumah pada umumnya.

Masjid Kalipasir terletak di Kampung Kalipasir RT 02/RW 04 No. 18, Kelurahan Sukasari Kota Tangerang, Provinsi Banten. Di sebelah Barat Masjid terdapat Komplek Pemakaman Kalipasir yang berpagar kawat. Sejak berdirinya masjid ini memang di desain memiliki tanah pemakaman di sebelah baratnya. Di seberang makam mengalir Sungai Cisadane yang melintasi kawasan Tangerang dan sekitarnya. Sisi utara, selatan dan timur masjid berbatasan dengan pemukiman penduduk karena memang Masjid Kalipasir ini berlokasi di tengah-tengah perkampungan penduduk yang cukup padat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar